Siang itu cuaca kota Malang sangat cerah, setelah
berbelanja di Pasar Besar Kota Malang saya bersama istri tercinta berputar
keliling seputaran kota Malang. Itung-itung de javu masa kuliah dulu he…he…he…
karena kesempatan untuk ke Kota Malang tidak banyak, mengingat tugas-tugas
pekerjaan dan kuliah S-2 istri di Unesa (Universitas Negeri Surabaya).
Jalan-jalan seputaran kota Malang tidak lengkap kalo
tidak dibarengi dengan wisata kuliner. Saat itu kami berdua diskusi, “dek….yuk
makan siang?” kata saya. “Makan dimana, mas?” istri saya menjawabnya.
Sebenarnya sih pengen bakso, kita semua tahu kalo kota Malang terkenal akan
Baksonya. Ada bakso Solo Kidul Pasar, bakso Bakar belakang pasar Comboran yang
terkenal itu. Juga ada bakso pojokan deket SMAN 5 Malang Jl. Tanimbar dan
banyak lainnya.
Kemudian istri saya menyahut….”Mas ayo makan
Rujak…..!”. Wah cocok ini dengan selera saya, apalagi cuaca Malang saat itu
cerah dan panas. Sekitar jam 11.30 wib. Kita mencari lokasi rujak yang enak.
Banyak sih yang jual rujak. Tapi yang kami cari adalah “Rujak Cingur”. Setelah berputar-putar dengan mengunakan
sepeda motor Honda supra X plus bawaan yang lumayan banyak. Saya sama istri
sepakat menuju warung rujak yang dulu waktu kuliah kerap kita singgahi. Maklum
dah lama ga ke tempat itu. Dalam pikiran kami saat itu apa masih ada ya?.
Alhamdulillah, ternyata warung rujak cingur yang kami tuju masih ada
dan buka. Warung rujak itu lokasinya di Jl. Sumba depan Rumah Sakit Katholik
(orang Malang menyebutnya RKZ). Lokasinya di Pojok dari Jl. Sumba. Tempatnya
sih biasa hampir tidak ada perubahan yang mencolok dari waktu saya ketempat itu
lima tahun yang lalu, atau bahkan 14 tahun yang lalu saat masih kuliah dulu di
IKIP Negeri Malang (sekarang Universitas Negeri Malang), Lokasinya pojok, mepet
dengan lokasi “kuburan sukun”. Kalau pagi si pemilik warung membuka dagangannya
di rumahnya. Rumahnya sendiri juga tidak jauh dari warung tempat membuka
usahanya. Tempatnya masuk jalan kecil sebelah barat dari warung tempat
usahanya. Kalau kesulitan Tanya saja sama warga disitu. Langsung ditunjukkan
lokasinya.
Kebetulan saat itu yang “andok” (andok adalah
istilah orang jawa untuk menyebut makan di tempat) tidak banyak ada 3 orang (1
bapak dan 2 ibu-ibu), ketambahan kami berdua dan tidak selang lama ada yang
datang lagi. Langsung saja kami memesan 2 porsi rujak cingur. “bu….damelaken
kale nggih”. (bu…..buatkan dua ya). Sambil menunggu dibuatkan rujak cingur,
saya berbincang-bincang dengan ibu pemilik warungnya. Selain special menjuak
rujak cingur, juga tersedia kolak (minuman yang terbuat dari irisan pisang,
nangka, ketela dan singkong yang air kuahnya ada campuran santan) dan “penyet
tempe”. Ibu ini dalam berdagangnya lebih dari 45 tahun. Wow……lama banget. Dan ibu
ini merupakan generasi kedua dalam usaha berdagangnya.
Tidak berselang lama pesanan kami sudah siap.
Hmm…..rasanya air liur ini sudah memenuhi mulut saya. Langsung saja kami makan.
Wah rasanya sangat nikmat sekali. Rujak dengan isi sayur kangkung, tauge,
irisan tempe, tahu dan mentimu. Bumbu saya fikir juga hampir sama dengan pada
umumnya rujak yaitu kacang goring yang diulek dengan cabe, garam, disiram sama
air asam plus petis. Disini petisnya ada dua. Pertama petis yang biasa ditambah
dengan petis yang spesial. Berbicara yang spesial adalah kikil atau cingurnya !
dengan irisan cingur yang lumayan banyak. Saat masuk mulut irisan cingur ini
terasa “mak nyus” empuk banget, sama sekali tidak ada perlawanan saat dikunyah
dalam mulut. Hmm…..memang benar-benar enak banget. Top pokoknya.
Rujak cingur Jl. Sumba kota Malang meman terbilang special.
Mengapa? Karena irisan kikil atau cingurnya itu lho yang bikin “nagih” untuk dating
kembali. Dengan ukuran kikil atau cingurnya yang ukuran awalnya panjang ±10 cm
dan lebar ±5 cm dan di potong sedang-sedang itupun disajikan dua. Wah….benar-benar
terpuaskan lidah dan selera kita. Karena jumlah kikil yang banyak itulah tidak
heran kalau harga per porsinya Rp. 15.000,-. Begitupun juga dengan tempe
penyetnya selalu disertai dua potong besar kikil yang di iris sedang-sedang.
Bukan main segarnya. Dengan cuaca yang cerah seperti itu menambah selera untuk
makan.
Bagi anda yang pernah
merasakan nikmatnya rujak cingur Jl Sumba pojok ini tentunya sudah tidak asing
lagi. Apalagi warga asli malang. Untuk yang belum pernah merasakan silahkan
saja mampir untuk sekadar makan siang di tempat ini. Kalau di warungnya tidak
buka berarti si empu pemilik warungnya buka di rumah. Tanya saja sama warung di
sebelahnya atau penjaga parker di dekat pos kamling situ. Pasti ditunjukkan
tempatnya.
Silahkan mencari dan nikmati sensasi empuk irisan kikilnya.
+ komentar + 2 komentar
Yang d situ bukan Kuburan Sukun oom tapi Kuburan Kasin..Kuburan Sukun terLetak -/+ 2 Km dari sana k arah seLatan/Kepanjen kanan jaLan beLakang x pom bensin yg d kenaL sebagai Sukun GempoL..
Ok.....Ntar saya edit. Makasih infonya.
Posting Komentar